Disiang hari yang sangat panas...............nampak 3 ekor singa sedang berjalan menyusuri hutang belantara yang kering perontang, tanah pecah, pepohonan layu-mati akibat kemarau panjang yang melanda daerah ini.


Hutan itu bagai padang pasir, tak ada tempat berteduh, tak ada air dan bangkai - bangkai hewan yang mengering bertebaran dimana-mana. Banyak yang mencoba hijrah kehutan lain, tapi..........................ajal datang menjemput sebelum sempat mencium angin harapan.

Tiga ekor singa yang nampak kelelahan itu berhenti sejenak, sambil meminum air liur mereka sendiri. Sang induk singa sesaat memandang kepada kedua anaknya yang mulai kehabisan tenaga, sudah 5 hari mereka tak makan dan tak minum. Didekapnya dengan lembut kedua anaknya itu, air matanya pun menetes, tak kuasa rasanya melihat beban kedua anaknya .Hatinya bergumam "Bagaimanapun perjalanan harus tetap dilanjutkan, kedua anakku harus keluar dari masalah ini, mereka adalah buah hati dan harapan ku "

Dibelainya kedua anaknya, sambil berkata " Nak..........kalian tunggu disini ya!". "Mama mau kemana?" tanya sang anak. "Mama akan carikan makanan buat kalian. Bila dalam 1 jam mama belum kembali, ikuti jalan ini, disebelah bebatuan itu mama akan menunggu kalian" jawab sang mama. Dengan tetapan sedih sang indukpun pergi meninggalkan kedua anaknya.

Detik, menit dan kini sudah sekitar 1 jam lebih sang induk belum juga kembali. Merekapun segera menyusul sesuai perintah induknya.

Ternyata benar! sang induk sudah lama menunggu mereka, tetapi dengan tubuh terbering kaku, darah berhamburan membasahi tubuh dan tanah disekitar itu. Sang induk tempat harapan, kelembutan, kehangatan dan kasih sayang sudah tak bernyawa lagi. Kini yang tertinggal hanyalah sekujur tubuh penuh darah dan sebuah pesan wasiat tertulis untuk kedua anaknya:

"MAKANLAH DAGING MAMA INI SAMPAI TENAGA KALIAN PULIH KEMBALI......
TERUSKAN PERJALANAN, RAIH CITA CITA DAN HARAPAN KALIAN.......
MAMA IKHLAS..........MAMA SAYANG...............DOAKU SELALU MENYERTAIMU"

Bulan berlalu, tahun berganti. Kini kedua anak singa itu tumbuh menjadi singa dewasa penguasa hutan belantara. Mereka tak pernah bisa lupa akan jasa-jasa sang mama dan masih bertanya-tanya mengapa mamanya mati dan siapa pembunuhnya.

Tak seorangpun tahu, saat itu hanya ada batu besar. Ya, hanya batu besar bisu yang sempat menyaksikan sang induk dengan terpaksa harus mencakar-cakar tubunya sendiri hanya untuk menolong kedua anaknya agar tetap hidup dan melanjutkan harapan dan generasinya.

Mama................dalam doamu namaku selalu disebut.....................

Malam itu, Yeyen baru pulang dari kantornya. Dia segera menemui anak simata wayangnya yang kebetulan belum tidur.

"Hei sayang.......kok belum bobo, apa yang kamu kerjakan, nak ?" sapa ibu itu dengan lembutnya.

Perlahan si ibu menghampiri anaknya yang dari tadi cuma diam saja.

"Oooo...lagi lihat gambar ya?" tanya ibu.

"Iya ma, Tadi pagi Ibu guru menyuruh kami membuat gambar tentang ORANG-ORANG TERSAYANG dan ini hasilnya" si anak itu bercerita sambil memperlihatkan hasil karyanya.

"Bagus sekali.... Ini gambar siapa, nak?" tanya si ibu.

"Yang sebelah kanan gambar bibi ijah, yang tengah gambar aku dan yang sebelah kiri si wiwi boneka kasayanganku" si anak mencoba menjelaskan kpd ibunya.

"Gambar mama dan papa mana?" tanya si ibu lagi

"Tidak ada" jawab anak

"Kenapa?" si ibu terus bertanya

Dengan polosnya si anak menjawab "Mama dan papa kan jarang dirumah, jadi tidak aku gambar"

Si ibu pun tersentak, air matanya pun mengalir, dia sadar jika selama ini mereka (dia dan suaminya) jarang berada dirumah. Perhatian kepada pekerjaannya telah mengalahkan perhatiannya kepada anaknya.

TV, boneka/mainan dan pembantu telah mengambil peranan mereka sebagai orang tua.

Sekarang bagaimana dengan kita......
Apakah rela jika peranan kita sebagai orang tua akan diambil alih oleh yang lain ?
Inginkah Anda dilupakan oleh anak Anda sendiri ?



Siang itu si Ibu muda sibuk memasukkan tanah ke dalam pot , dia tidak ingin bunga yang baru dibelinya akan layu/mati jika tidak segera ditanam.

Setiap hari bunga tsb disiram dan dirawat dengan penuh keseungguhan, agar kelak bunga itu bisa mekar dengan indahnya.

Tetapi....... dia kecewa, kesal dan marah sekali......KENAPA?

Bunga harapannya kini dipenuhi oleh si ulat bulu, daun-daunya kini rusak, berlubang.....

"Dasar si ulat bulu!!! pengganggu saja....menyebalkan......bikin capek......huh..!!!!!" ketus si ibu.

Dengan sikap kasar diambilnya bunga itu, kemudian dia letakkan didalam gudang belakang.

"Rasakan tuh kamar gelap......biar mampusssssssss" si ibu tak berhenti ngomel.

Bebarapa hari kemudian, si ibu bermaksud membuang bunga yang nyaris terlupakan itu ke tempat sampah.

Ketika pintu gudang dibuka, alangkah terkejutnya dia..................

"Masya Allah...............................! Subhanallah........!"

Ratusan kupu-kupu berwarna-warni keluar dari gudang itu

"Indah sekali!"

Ulat bulu yang selama ini dianggapnya menyebalkan, ternyata menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan.........

"Astagfirullah, ampuni hambamu ini ya Allah yang selama ini selalu salah sangka dan menyia-nyiakan makhluk Engkau....."

PEMBACA !!! INI CUMA ILUSTRASI......

ANAK BAGAI SI ULAT BULU

KADANG MENJENGKELKAN, MENYEBALKAN, MENGGANGGU SAJA, MERUSAK KESENANGAN dsb.

KITA HARUS SABAR DAN BERLAPANG DADA KETIKA MEMBESARKAN ANAK-ANAK KITA.

KELAK MEREKA AKAN MENJADI KUPU-KUPU YANG INDAH disaat KITA TUA NANTI.....

BACK TO NATURE

Pengikut

Langganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner